Minta Perlindungan LPSK, Staf Hasto Mengaku Terancam Gegara Dibentak Penyidik KPK
jpnn.com, JAKARTA - Pengacara Kusnadi, Petrus Selestinus menyebutkan staf Sekjen PDI Perjuangan itu punya kedudukan hukum atau legal standing mengajukan permohonan ke Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK).
Sebab, kata dia, Kusnadi pernah diperiksa secara ilegal oleh penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) AKBP Rossa Purbo Bekti pada Senin (10/6) kemarin.
Menurut Petrus, Kusnadi diperiksa oleh penyidik selama beberapa jam, ketika belum jelas status petani bawang itu menjalani pemeriksaan.
"Apa yang dialimi oleh Kusnadi pada 10 Juni di KPK itu peristiwa penangkapan, karena tiga jam dia dikekang kemerdekaannya oleh penyidik KPK bernama Rossa," ujarnya di kantor LPSK, Jakarta, Jumat (28/6).
Petrus melanjutkan Kusnadi ketika diperiksa pada Senin kemarin bukan objek pemeriksaan, tetapi perlakuan KPK seperti menangkap tangan pria kelahiran Jawa Tengah itu.
“Jadi dia (Kusnadi, red) seolah-olah pelaku tertangkap tangan, pengertian tertangkap tangan itu orang yang tengah melakukan tindak pidana atau segera setelah itu terjadi ditangkap oleh siapa pun,” ungkap dia.
Petrus mengatakan Kusnadi mengalami peristiwa mencekam selama menjalani pemeriksaan ilegal yang diawali pengelabuan AKPB Rossa Purbo.
"Dia (Kusnadi, red) dibentak, dia diinterogasi, tanpa dia tahu apa statusnya. Itu yang membuat dia merasa terancam, bahkan bayangan dia pada waktu itu jangan jangan mau diberi rompi dan diborgol,” kata dia.
Pengacara Kusnadi, Petrus Selestinus menyebutkan staf Sekjen PDI Perjuangan itu punya kedudukan hukum mengajukan permohonan ke LPSK
- Hasto Endus Upaya Menjadikan Pilgub Jakarta 2024 Jadi 2 Putaran
- Hasto PDIP: Bu Megawati Mencoblos di Kebagusan bareng Keluarga
- Hasto PDIP Nilai Prabowo Sosok Kesatria, Lalu Menyindir Jokowi
- Hasto Bakal Kirim Buku Pak Sabam Biar Ara Sirait Melakukan Perenungan
- Hasto Tuding Ara Main SARA soal Pramono-Rano Didukung Anies, Prabowo Pasti Tak Suka
- Hasto Mendengar Informasi Bakal Dijadikan Tersangka di Kasus Absurd